Sabtu, 15 Januari 2011

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PSERTA DIDIK MELALUI METODE DRIIL KLS VIII MATERI POKOK PASAR

BAB I
1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian khususnya dalam pendidikan selalu dilakukan untuk memahami masalah-masalah yang dihadapi dan mencari solusinya secara ilmiah, dan logis berdasarkan pada fakta empiris yang diperoleh dengan penyelidikan secara hati-hati dan sifatnya objektif. Penelitian kependidikan menfokuskan pada masalah-masalah yang muncul dalam kegiatan pendidikan dengan komponen-komponen sistem pendidikan formal yaitu pendidikan yang dilakukan di dalam sekolah, pendidikan non formal yaitu pendidikan yang dilakukan di luar sekolah dan pendidikan informal yaitu pendidikan yang dilakukan dalam keluarga atau masyarakat dengan tidak melembaga.
Di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan ditentukan bahwa di dalam proses pembelajaran, peserta didik dituntut lebih aktif dalam rangka membangun sendiri pemahamannya dan mengembangkannya sehingga mereka mampu ber intraksi dengan lingkungan eksternal dan sementara guru sebagai pengarah dan pembimbing. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari peserta didik memerlukan proses belajar yang berbentuk team dan menuntut kerjasama yang kompak antara anggota team sedangkan guru memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik. (SISDIKNAS, 2003:33).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan tindak lanjut dari pembaharuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan serta merupakan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam satuan pendidikan dasar dan menengah. Perbedaan yang paling mendasar antara kurikulum berbasis kompetensi dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kemandirian guru dan peserta didik dalam mengembangkan proses pembelajaran (SISDIKNAS, 2003:30).
Pembelajaran merupakan suatu proses transformasi ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik yang dilakukan secara sadar, yang bertujuan adanya perubahan pada peserta didik ke arah yang diinginkan. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, diperlukan perhatian yang cukup serius dari pendidik dan terampil dalam merencanakan, memilih, ataupun menerapkan metode yang relevan dengan tujuan, keadaan peserta didik ataupun materi yang diajarkanya sampai kepada tujuan dari metode-metode tersebut diterapkan.
Oleh karena itu, peranan metode mengajar adalah sebagai alat untuk menciptakan proses pembelajaran yang baik. Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau tehnik penyajian bahan pelajaran yang dikuasai guru untuk diajarkan kepada peserta didik baik secara individu maupun secara kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataanya, metode yang digunakan dalam pembelajaran di kelas masih memiliki kekurangan sehingga kurang dari apa yang menjadi harapan sebenarnya. Suasana atau iklim belajar memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pencapaian sistem belajar yang optimal. Pengelolaan kelas atau pengelolaan sistem pembelajaran sangat menekankan pentingnya penciptaan suasana belajar yang kondusif bagi pencapaian belajar yang lebih maju.
Guru diharapkan dapat menciptakan suasana belajar di dalam kelas. Penciptaan suasana belajar berarti pula penciptaan norma yang membuat semua anak memberikan sumbangan bagi kemajuan kelompoknya. Norma semacam itu memandang anak yang mendominasi anak lain atau menggantungkan diri pada anak lain tidak ada lagi. Ini berarti anak yang pandai harus membantu anak yang kurang pandai, anak yang kuat harus membantu yang lemah, dan tiap anak harus saling mendorong untuk menumbuhkan motivasi belajar yang kuat (Yusuf dkk, 2003 : 35).
Dalam pembelajaran, guru menciptakan suasana yang mendorong anak-anak merasa saling membutuhkan satu sama lain. Interaksi antar anak dalam belajar membuat mereka saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog tidak hanya dengan guru tetapi juga dengan sesama mereka. Dalam pembelajaran, penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok agar tiap anggota mengetahui siapa anggota yang perlu mendapat bantuan dan yang memberi bantuan (Yusuf dkk, 2003 : 37).
Prestasi belajar peserta didik sangat memungkinkan dapat meningkat dengan penerapan pembelajaran. Dengan adanya penerapan metode pembelajaran yang tepat dan efektif peserta didik akan lebih termotivasi untuk lebih giat lagi dalam meningkatkan belajarnya, sehingga ketuntasan materi dan hasil belajar atau prestasi yang dicapai diharapkan lebih meningkat seperti teman-temannya yang lain dalam kelompok belajarnya.
Metode latihan yang juga disebut metode drill atau metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan dan keterampilan.
Bagi sebagian peserta didik, masalah materi pokok pasar merupakan materi yang sulit mereka pelajari karena pembahasan yang rumit dan adanya perubahan-perubahan ketentuan sesuai dengan kebijakan yang berlaku pada masa pemerintahan tertentu. Oleh karena itu, ketuntasan belajar pada materi ini sangat ditentukan oleh metode pembelajaran yang digunakan.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mencari jalan keluar yang tepat untuk mengatasi masalah rendahnya prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi pokok pasar. Salah satu jalan keluar yang praktis adalah dengan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) melalui penerapan metode Drill untuk meningkatkan prestasi belajar.
Berdasarkan pokok fikiran tersebut maka dirumuskan sebuah tema penelitian yang berjudul " PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI METODE DRILL KELAS VIII MATERI POKOK PASAR PEMBELAJARAN IPS DI MTs NW LENEK 2 TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011".
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimanakah peningkatkan prestasi belajar peserta didik melalui metode drill kelas VIII materi pokok pasar pembelajaran IPS di MTs NW Lenek 2 Tahun Pembelajaran 2010/2011 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan : Untuk mengetahui peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Melalui Metode Drill Kelas VIII materi pokok pasar pembelajaran IPS di MTs NW Lenek 2 Tahun Pembelajaran 2010/2011
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
1. Manfaat bagi guru
a. Mengetahui strategi pembelajaran dengan menggunakan metode drill
b. Memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas sehingga permasalahan-permasalahan di dalam kelas dalam proses belajar mengajar khususnya ekonomi dapat diatasi.
2. Manfaat bagi peserta didik
Peserta didik dapat meningkatkan kegiatan proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat memperoleh prestasi yang lebih baik.
3. Manfaat bagi sekolah
Dapat memberikan informasi dann meningkatkan mutu bagi sekolah pada khususnya dan dapat meningkatkan prestasi pembelajaran pada peserta didik pada umumnya.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Penegasan Pengertian Istilah
2.1.1 Prestasi Belajar
Menurut Wijaya dan Rusyan dalam Nurhayati (2002 : 11) prestasi belajar siswa ditandai dengan perubahan tingkah laku pada siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar-mengajar berlansung yang berupa nilai atau angka.
2.1.2 Metode Drill
Metode latihan yang juga disebut metode drill atau metode training merupakan suatu cara pembelajaran yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan dan keterampilan. (Masyur, 1995:120).
2.1.3 Pasar
Pasar yang ada dalam masyarakat dapat dibedakan menurut wujudnya, banyaknya penjual dan pembeli, luasnya kegiatan, waktunya, dan jenis barang yang diperjualbelikan.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Wijaya dan Rusyan dalam Nurhayati (2002 : 11) prestasi belajar siswa ditandai dengan perubahan tingkah laku pada siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar-mengajar berlansung yang berupa nilai atau angka. Hal ini sejalan dengan yang tertulis dalam kamus besar bahasa Indonesia, bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari setiap mata pelajaran yang ditunjukkan dalam bentuk nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.
Sedangkan menurut Sudiyatno dalam Hanafi (2005 : 27) bahwa prestasi belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti proses belajar-mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang diterapkan dan meliputi ranah kognitif, afektif dan kemampuan/ kecakapan belajar.
Selanjutnya Dirawat (2003 : 47) menjelaskan sebagai berikut: bahwa prestasi belajar ditentukan pada apa yang telah dicapai siswa setelah berakhirnya suatu tahap belajar-mengajar dalam jangka waktu tertentu, misalnya setelah berakhirnya kajian suatu pokok bahasan atau sejumlah pokok bahasan dalam pertengahan atau catur wulan, akhir tahun ajaran maupun akhir dari suatu program pendidikan.
Lebih lanjut Sutartinah dalam Hanafi (1995 : 29) menyatakan, bahwa dengan memperhatikan prestasi belajar kita dapat mengetahui kedudukan siswa dalam kelas, apakah pandai, sedang atau kurang.
Dari berapa ahli di atas tentang prestasi belajar maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar-mengajar dalam suatu jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf dan dengan mengetahui prestasi pembelajaran ini guru dapat menentukan kedudukan peserta didik dalam kelas, apakah pandai, sedang atau kurang.
Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari (Djamarah, 1994 : 21). Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus, Chaplin dalam Syah (2001 : 61). Senada dengan definisi terebut, Djumhur dalam Hamdi (2007 : 23) menyatakan “belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku untuk mendapatkan pola-pola respon yang baru diperlukan dalam intraksi dalam lingkungan secara efisien, Mouly dalam Lambas dkk (2004 : 6) menyatakan “Belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
Dari beberapa pendapat ahli tentang belajar di atas, maka jelaslah bahwa di dalam belajar terdapat suatu peoses untuk mentransfer nilai-nilai positif. Proses tersebut berjalan sesuai dengan usaha di dalam memunculkan nilai-nilai yang dimaksud melalui penguasaan, pemahaman, dan berakhir pada perubahan tingkah laku setiap individu, baik secara kognitif, afektif ataupun psikomotorik.
Peserta didik dalam proses pembelajaran merupakan nafas dari kehidupan sekolah. Kelemahan dalam segi ini merupakan kegagalan dari fungsi sekolah yang bersangkutan, dengan demikian keberhasilan suatu sekolah salah satu indikasinya adalah kemampuan dari para pengelola sekolah untuk menciptakan situasi dan kondisi yang dapat memotivasi peserta didik untuk meraih prestasi yang maksimal. Siswa yang mengalami proses belajar, supaya berhasil dengan tujuan yang harus dicapai perlu memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajarnya. Adapun faktor-faktor menurut (Lambas dkk, 2004 : 6) dapat digolongkan ke dalam dua faktor yaitu, faktor intern dan faktor ekstern.
Kedua faktor tersebut dapat secara bersamaan atau sendiri-sendiri mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar.
a. Faktor Intern yaitu : faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
Faktor intern ini masih dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: 1). Faktor Jasmaniyah, yaitu faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani. Misalnya: kesehatan dan cacat tubuh 2). Faktor psikologis, yang termasuk faktor psikologis adalah : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan 3). Faktor Kelelahan, kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).
b. Faktor Ekstern yaitu: faktor yang ada diluar individu.
Disamping faktor-faktor yang datang dari dalam diri anak itu sendiri yang mempengaruhi dalam prestasi belajar anak, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang datang dari luar yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu:
1) Faktor Keluarga, peserta didik yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, pengertian orang tua, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
2) Faktor Sekolah, faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
3) Faktor Masyarakat, masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Adapun yang mencakup faktor masyarakat yang mempengaruhi belajar peserta didik yaitu: kegiatan peserta didik dalam masyarakat, masa media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
2.2.2 Pengertian Pasar
Dalam bahasa sehari-hari, pasar diartikan sebagai suatu tempat di mana para penjual dan pembeli dapat bertemu untuk menjual beli barang. Dalam ilmu ekonomi, pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli dapat dilakukan melalui sarana elektronik seperti telepon, faksimili, atau televise. Oleh karena itu penjual dan pembeli tidak bertatap muka sebab berjauhan. Pasar semacam ini disebut pasar abstrak. Menurut konsep ini, pasar dapat terbentuk di mana saja dan kapan saja. (Sutarto, dkk, 2008:199).
Berdasarkan uraian tersebut, suatu kejadian disebut sebagai suatu pasar apabila memenuhi beberapa syarat, yaitu:
a. Ada calon penjual dan pembeli
b. Ada barang dan jasa yang akan diperjualbelikan
c. Terjadi hubungan antara penjual dan pembeli secara langsung ataupun tidak langsung.
Pasar mempunyai peranan penting dalam mendorong kegiatan perekonomian, baik bagi konsumen, produsen, maupun pemerintah. Bagi konsumen,, pasar memberikan kemudahan untuk memperoleh barang dan jasa. Bagi produsen, pasar berperan sebagai tempat untuk memperoleh barang-barang yang akan digunakan dalam suatu proses produksi. Selain itu, pasar juga berperan sebagai tempat untuk memasarkan dan mempromosikan hasil produk. Bagi pemerintah, melalui pasar pemerintah dapat memperoleh pendapatan dari pajak dan retribusi.
Pasar sebagai tempat untuk melakukan jual eli barang dan jasa mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Fungsi Pembentuk harga
Di pasar terjadi proses tawar-menawar antara penjual dan pembeli. Semula penjual menawarkan barang dengan harga tinggi dan pembeli menawar dengan harga rendah. Jika terjadi kesepakatan, terbentuklah harga pasar atau harga keseimbangan.
b. Fungsi distribusi
Pasar memperlancar pendistribusian barang dari produsen kepada konsumen. Produsen dapat berhubungan dengan konsumen dalam menyalurkan barang-barangnya, baik langsung maupun tidak langsung melalui pasar.
c. Fungsi promosi
Produsen ingin barang/jasa hasil produksinya dikenal oleh konsumen. Kegiatan memperkenalkan hasil produksi kepada konsumen disebut promosi. Pasar dapat digunakan dleh produsen untuk berpromosi.
d. Fungsi penyerap tenaga kerja
Pedagang yang ada di pasar memperkerjakan orang-orang sebagai kuli angkut, pelayan took, tenaga kasir, dan sebagainya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pasar berfungsi sebagai tempat penyerapan tenaga kerja. (Sutarto, dkk, 2008:200).
2.2.3 Materi Pokok Pasar Pembelajaran
Pasar yang ada dalam masyarakat dapat dibedakan menurut wujudnya, banyaknya penjual dan pembeli, luasnya kegiatan, waktunya, dan jenis barang yang diperjualbelikan.
1. Pasar berdasarkan wujudnya (segi fisik)
Berdasarkan wujudnya, pasar dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Pasar konkret (pasar nyata)
Pasar konkret/nyata yaitu tempat untuk memperjualbelikan barang dan jasa, dan barang-barang yang diperjualbelikan berada di pasar tersebut.
b. Pasar abstrak (pasar tidak nyata)
Selain pasar konkret, ada jenis pasar lain yaitu pasar abstrak. Pasar abstrak yaitu pasar di mana penjual menawarkan barang hanya memperlihatkan contoh (master) atau pembeli dan penjual tidak langsung datang ke pasar. Jual beli dapat dilakukan melalui telepon, fraksimili, internet, atau surat pesanan. Contohnya pasar abstrak, yaitu pasar tenaga kerja, Bursa Effek Indonesia (BEI)
2. Pasar berdasarkan Luas kegiatannya
Berdasarkan luas kegiatannya pasar dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Pasar lokal (Pasar setempat)
Mungkin di dekat rumah kalian terdapat pasar. Pasar tersebut adalah pasar lokal yaitu tempat yang mempertemukan penjual dan pembeli dari satu daerah setempat saja. Misalnya, pasar desa.
b. Pasar Daerah (Pasar wilayah)
Selain pasar lokal terdapat juga pasar daerah, yaitu tempat yang mempertemukan penjual dan pembeli dari satu daerah tertentu. Letaknya biasanya di ibu kota kabupaten, pusat kota, atau ibu kota propinsi. Contoh: Pasar Beringharjo di Yogyakarta, dan Pasar Kelewer di Solo.
c. Pasar Nasional
Pasar nasional adalah pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli dari berbagai wilayah dalam suatu negara (tingkat nasional). Contohnya: Bursa Efek Indonesia(BEI).
e. Pasar Internasional
Selain ketiga pasar tersebut terdapat juga pasar internasional, yaitu pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli dari berbagai negara. Contoh : Pasar Kopi di Berisilia, Pasar Tembakau di Bremen, dan pasar karet di New York, Amerika Serikat
3. Pasar berdasarkan waktunya
Berdasarkan waktunya pasar dapat di kelompokkan sebagai berikut:
a. Pasar harian
Pasar harian adalah pasar yang terjadi hampir setiap hari dan menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Contoh: pasar tradisional, toserba, dan swalayan
b. Pasar mingguan
Pasar mingguan adalah pasar yang terjadi seminggu sekali. Contohnya: Pasar mobil di halaman kantor TVRI, setasiun Yogyakarta yang diselenggarakan setiap hari minggu.
c. Pasar bulanan
Jika kamu amati ada juga pasar yang beraktifitas sebulan sekali. Pasar ini disebut pasar bulanan, yaitu pasar yang terjadi setiap bulan sekali. Contohnya : pasar di daerah perkebunan kelapa sawit di sumatra utara yang dikenal dengan nama Pajak terjadi setiap bulan sekali.
d. Pasar tahunan
Pasar tahunan adalah pasar yang terjadi setahun sekali. Pasar ini biasanya diadakan karena ada pristiwa-pristiwa tertentu yang diperingati setiap tahun. Contoh: sekaten di Yogyakarta dan Surakarta. Pekan raya Jakarta, Pekan raya Semarang, dan Vancauver fair di Kanada.
e. Pasar temporer
Pasar temporer adalah pasar yang terjadi sewaktu-waktu dalam waktu yang tidak tertentu. Contoh : Pasar Tiban, Pasar Murah dan Bazar.
4. Pasar berdasarkan jenis barang yang diperjualbelikan
Berdasarkan jenis barang yang diperjualbelikan, pasar dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Pasar barang konsumsi (Pasar Output)
Pasar barang konsumsi adalah pasar yang digunakan untuk memperjual belikan barang konsumsi. Contoh: pasar sehari-hari, pasar buah, pasar sayur-sayuran, pasar ikan, dan sebagainya.
b. Pasar faktor produksi (Pasar input)
Pasar faktor produksi yaitu pasar yang digunakan untuk memperjualbelikan faktor-faktor produksi, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan mesin yang dapat digunakan untuk memproduksi barang lain.
3.5. Pasar berdasarkan bentuk/struktur
Berdasarkan strukturnya pasar dapat dikelompokkan sebagai berikut : Pasar persaingan sempurna, Pasar oligopoli, Pasar duopoli, Pasar monopoli, Pasar monopsoni, Pasar oligopsoni dan Pasar persaingan monopolistik.
2.2.4 Pengertian Metode Drill
Metode drill merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan dan keterampilan. (Masyur, 1995:120).
Sedangkan menurut pendapat Muhaimin, dkk, (1996:88), mengatakan metode adalah memberikan latihan kepada muruid dalam berfikir. Metode ini dapat menghindarkan untuk membuat kesimpulan tergesa-gesa, menimbang-nimbang berbagai kemungkinan pemecahan, dan menagguhkan pengambilan keputusan sampai terdapat bukti-bukti yang cukup.
Metode pemecahan masalah dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut : Pengenalan kesulitan (masalah), Pendefinisian masalah, saran-saran mengenai berbagai kemungkinan pemecahan, pengujian hipotesis dan memverifikasi kesimpulan.
Metode latihan mempunyai kebaikan-kebaikan, antara lain, ialah :
a.Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan mempergunakan metode ini akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan
b.Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak konsentrasi dalam pelaksanaannya
c.Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit menjadi lebih otomatis.
Penggunaan metode drill ini biasanya dipergunakan pada bidang studi-bidang studi yang membutuhkan praktik secara langsung guna memperdalam pemahan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan. Metode drill sering dipergunakan pada bidang studi oleh raga kesehatan dan matematika, dimana materi pelajaran yang telah diberikan dalam teoritik langsung diperaktikkan seperti, sub pokok bahasan sepak bola atau bola volley. Begitu pula halnya dengan mata pelajaran matematika, dimana setelah guru mengajarkan satu rumus tertentu maka guru membuat beberapa soal yang harus dikerjakan siswa dalam rentang waktu tertentu.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Deskripsi Sasaran
3.1.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik a kelas VIII MTs NW Lenek 2 Kecamatan Aikmel dengan jumlah peserta didik 41 orang.
3.1.2 Objek Penelitian
MTs NW Lenek 2 Kecamatan Aikmel merupakan salah satu madrasah yang berlokasi di desa Lenek Lauk Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur yang di dirikan pada tahun 1983, dengan objek permasalahan metode pembelajaran yang digunakan masih monoton yaitu penerapan metode drill
3.1.3 Setting Penelitian
Status MTs NW Lenek 2 Kecamatan Aikmel ini Terakreditasi dengan Nomor Piagam : 61/Akr.MTs/B/II/2007, yang berorganisasi induk pada Nahdlatul Wathan. MTs NW Lenek 2 Kecamatan Aikmel berdiri pada sebidang tanah yang luasnnya 300 M2, luas bangunan 204 M3, serta keadaan gedung yang permanen dan memiliki lokal 10 ruang. Sedangkan guru yang ada di MTs NW Lenek 2 Kecamatan Aikmel sejumlah 19 orang.
3.2 Jenis Penelitian
Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (Celass Room-Baset Action Research) dengan peningkatan pada unsur desain untuk memungkinkan diperolehnya gambaran ke-efektipan dann ketepatan tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini mencakup 4 tahap yang terdiri dari berikut ini
1. Perencanaan :
Melakukan persiapan dengan
a. Menyusun RPP dengan soal-soal tes dan pengolahan hasil tes
b. Menyusun dan mempersiapkan pedoman lembar observasi untuk kinerja guru dan kinerja siswa
2. Pelaksanaan :
Merencanakan pelaksanaan dengan
a. Melakukan tes awal dengan soal dalam RPP sebelum pembelajaram
b. Melaksanakan proses pembelajaran
c. Melaksanakan tes akhir dengan tes yang sama dengan tes awal yang termuat dalam RPP
3. Observasi :
Observasi dilaksanakan dengan observer sebagai teman kaloborasi peneliti. Observer merupakan rekan sesame peneliti untuk menyusun skripsi tetapi observer juga sebagai seorang guru. Observasi dilakukan sejak guru tampil dalam kelas sampai evaluasi untuk tindak selanjutnya.
4. Refleksi :
Pada tahap ini pengamat (observer) dan guru (peneliti) melakukan diskusi terhadap hasil observasi agar guru memahami keunggulan, ketepatan, dan melaksanakan proses belajar mengajar. Keunggulan dan ketepatan dilanjutkan kesiklus II sedangkan setiap kelemahan untuk diperbaiki

3.4 Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dari tiga hasil data yaitu :
1. Tes Awal
Tes awal dilaksanakan sebelum pembelajaran dengan menggunakan soal yang tercantum dalam RPP dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Tes hasil belajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap materi pelajaran dengan menggunakan metode latihan/drill
2. Penyusunan tes dibuat oleh peneliti
3. Tes yang digunakan adalah tes multiple choice (pilihann ganda) yang berjumlah 10 soal
5. Setiap siswa menjawab satu lembar soal tes
2. Tes Akhir
Tes akhir diberikan setelah proses belajar mengajar selesai dengan materi terkait dengan item soal. Jenis dan jumlah soal maupun item soal sama dengan soal yang ada pada tes awal
3. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati kinerja guru dann siswa dan berpedoman pada lembar observasi yang dibuat oleh peneliti. Yang akan dianalisis setelah proses pembelajaran selesai. Observasi bertujuan untuk :
1. Memperoleh gambaran langsung tentang proses belajar
2. Akan diketahui peningkatan pembelajaran melalui metode latihan/drill
3. Hasil observasi untuk merepisi desain pembelajaran yang dikembangkan
3.5 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumenn pengumpulan data dalam penelitian ini ada dua yaitu :
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Cara penyusunan RPP sebagai pedoman disesuaikan dengan kurikulum, jadwal dan metode yang akan dipakai dalam proses belajar mengajar yang berisi dua siklus. Di akhir setiap siklus diadakan evaluasi yang tesnya disusunn secara lengkap dengan RPP dapat dilihat dibawah ini:

RENCANA PELAKSAANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : MTs NW Lenek 2
Mata Pelajaran : IPS
Kelas /Semester : VIII /II
Alokasi Waktu : 6X40 menit (3 x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi : Mengidentifikasi bentuk pasar dalam kegiatan ekonomi masyarakat
B. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan pengertian pasar
C. Indikator:
1. Mendiskripsikan pengertian, fungsi dan peranan pasar bagi masyarakat
2. Mengidentifikasi syrat-syarat terjadinya pasar
3. Mengkasifikasi macam-macam pasar beserta contohnya. Masing-masing
4. Mengidentifikasi ciri-ciri pasar konkrit dan pasar abstrak serta menyebutkan contoh-contohnya.
D. Tujuan Pembelajaran:
Setelah proses pembelajaran mengajar siswa dapat :
1. Mendiskripsikan pengertian, fungsi dan peranan pasar bagi masyarakat
2. Mengidentifikasi syrat-syarat terjadinya pasar
3. Mengkasifikasi macam-macam pasar beserta contohnya. Masing-masing
4. Mengidentifikasi ciri-ciri pasar konkrit dan pasar abstrak serta menyebutkan
E. Materi Pokok:
1. Pengertian, fungsi dan peranan pasar bagi masyarakat
2. Syarat-syarat terjadi pasar
3. Macam-macam pasar dann contohnya
4. Perbedaan pasar konkrit dan pasar abstrak
F. Metode Pembelajaran :
1. Pendekatan
2. Metode : Ceramah, Tanya jawab dan Latihan/Drill
G. Langkah-langkah pembelajaran.
PERTEMUAN I
a. Kegiatan awal ( 10 menit )
1. Mengabsen
2. Apersepsi dan Motivasi
b. Kegiatan inti (60 menit)
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen
2. Menyampaikan materi pelajaran
3. Memberikan tugas kepada kelompok untuk di kerjakan
4. Diskusi Kelompok
5. Persentase Kerja Kelompok
6. Kesimpulan
7. Pos test
c. Kegiatan akhir ( 10 menit )
1. Refleksi
2. Memberikan informasi tentang kegiatan belajar mengajar
3. Salam/Penutup
PERTEMUAN II
a. Kegiatan awal ( 10 menit )
1. Mengabsen
2. Apersepsi dan Motivasi
b. Kegiatan inti ( 60 menit )
1. Menyampaiakan pelajaran
2. Melakukan Tanya jawab
3. Memberikan latihan
c. Kegiatan akhir ( 10 menit )
1. Kesimpulan
2. Memberikan informasi
3. Salam/Penutup
H. Sumber/bahan pelajaran:
1. Buku IPS Terpadu untuk SMP kelas VIII
2. Buku yang relevan dengan materi pelajaran
I. Penilaian :
a. Teknis penulaian : tes tulis
b. Bentuk Instrument : tes pilihan
c. Instrumen penilaian :
SOAL-SOAL
1. Pasar adalah…
a. Tempat pedagang menjual barang dagangannya
b. Tempat pembeli membeli barang kebutuhannya
c. Tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi
d. Tempat penjualan barang
2. Suatu pasar yang terdapat satu penjual dan banyak pembeli disebut…
a. Oligopoli
b. Persaingan sempurna
c. Oligopsoni
d. Monopoli
3. Berikut ini merupakan tempat pertemuan antara penjual-pembeli, kecuali…..
a. Pasar tradisional
b. Toko swalayan
c. Pasar raya
d. Pasar abstrak
4. Usah memperlancar penyaluran barang dari produsen kepada konsumen merupakan pengertian pasar dalam fungsi.......
a. Produksi
b. Promosi
c. Distribusi
d. Pembentuk harga
5. Pasar merupakan tempat jual beli barang dan jasa. Dari proses tawar menawar sampai terjadi harga keseimbangan menunjukkan pasar punya fungsi....
a. Promosi barang
b. Distribusi barang
c. Pembentuk harga
d. Media eksposisi
6. Pasar dengan ciri-ciri terdapat banyak pembeli dan penjual merupakan bentuk pasar......
a. Oligopoli
b. Monopoli
c. Duopsoni
d. Persaingan sempurna
7. Perusahaan listerik negara (PLN) termasuk kategori bentuk pasar.....
a. Persainagn monopolistik
b. Monopoli
c. Oligopoli
d. Monopsoni
8. Pasar mobil termasuk pasar .........
a. Persaingan sempurna
b. Oligopoli
c. Persaingan Monopolistik
d. Monopoli
9. Pasar abstrak adalah suatu pasar apabila barang yang diperdagangkan berupa barang ...........
a. Contoh
b. Konsumsi
c. Primer
d. Produksi
10. Berikut ini merupakan contoh pasar konkret kecuali ....
a. Pasar Ikan
b. Pasar sepatu
c. Pasar pakaian
d. Pasar Kopi
J. Rubrik Penilaian :
1. Setiap nomor jawaban hasil tes dinilai menurut skor yang telah ditentukan yaitu untuk jawabann benar memperoleh skor 1 (satu) untuk jawaban salah skornya 0 (Nol)
2. Jumlah keseluruhan skor dicari rata-ratanya dengan jumlah nilai seluruh siswa dibagi jumlah seluruh siswa
3. Dari hasil tara-rata tersebut dapat dilihat perbedaan ntara hasil tes awal dan hasil tes akhir.
2. Pedoman Observasi
Pedoman observasi merupakan lembar observasi yang dibuat oleh peneliti meliputi beberapa aspek yang dinilai dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan metode mengajar yang diterapkan untuk menilai kinerja guru dan kinerja siswa
a. Pedoman Observasi Kinerja Guru
NO KEGIATAN NILAI
SIKLUS I SIKLUS II
1 2 3 1 2 3
3. Keterampilan membuka pelajaran
1.1 Menarik perhatian siswa
1.2 Menimbulkan motivasi siswa
1.3 Mengaitkan materi dengan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat
Keterampilan melaksanakan pelajaran
2.1 Mengordinasikan siswa dalam kelas
2.2 Membimbing siswa memahami masalah dalam kelompoknya
2.3 Penilaian kata-kata penekanan yang tepat
2.4 Mengaktifkan siswa dalam keterlibatannya pada tugas kelompoknya.
2.5 Membuat kesimpulan penyelesaian masalah
2.6 Melakukan refleksi pada materi
Keterampilan menutup pelajaran
3.1 Mengevaluasi hasil belajar
3. Kegiatan Awal
1.1 Kesiapann belajar
1.2 Pembagian kelompok
1.3 Kedisiplinan pada kelompok
Kegiatan inti
2.1 Pembagian Tugas anggota kelompok
2.2 Kerjasama anggota kelompok
2.3 Keaktivan mencari data sesuai dengan tugas masing-masing anggota kelompok
2.4 Keaktivan memberikan pendapat pada diskusi kelompok
2.5 Kemampuan kelompok membuat hasil jawaban tepat waktu
Kegiatan akhir
3.1 Kemampuan mempersenta hasil jawaban
3.2 Keaktivan mendiskusikan kembali kesimpulan yang telah dipersentasikan secara klasikal
Lembar Hasil Tes Prestasi Belajar Peserta Didik
No Nama Nilai
Awal Siklus I Siklus II
1 Abdul Hamid
2 Abdussalam
3 Agus Sofyan Anwar
4 Alpandi
5 Asmu’i
6 Baroah
7 Elni Indalika
8 Halimatussa’diyah
9 Hamiduddin
10 Hip Ziah
11 Humaedi
12 Huznul Hasmi
13 Hazaefah
14 Inderayatul Aini
15 Jam’uddin
16 Jannatul Hajri
17 Khaerul Aidayatullah
18 M. Kadri
19 M. Muzanni
20 M. Raodi
21 Maemunah
22 Mahmud Yasin
23 Muhaemin
24 Muhimmah
25 Murtimah
26 Musaropah
27 Masirin
28 Novi Hardiyanti
29 Nur Halimah
30 Nurul Pajriati
31 Rahmatullah
32 Sa’aduddin
33 Saepullah
34 Samsul Hadi
35 Siti Maryani
36 Siti Zohrah
37 Toni Hidayat
38 Sumiati
39 Wahidah
40 Yuli Erniati
41 Abdul Hamid
Jumlah
Nilai rata-rata (R)=
3.6 Analisa Data
1. Peningkatan Prestasi belajar
a. Peningkatan setelah Siklus I
= R = Siklus I – R. Siklus I
b. Peningkatan setelah Siklus II
= R = Siklus II – R. Siklus I
c. Total = Jumlah setelah siklus I + Jumlah Siklus II
Rata-rata Tes Awal
2. Peningkatan Kinerja Guru
Setelah Siklus II = Siklus II – Siklus I
= X
X
= x 100%
Rata-rata Siklus I

3. Peningkatan kinerja siswa
Setelah Siklus II = Siklus II – Siklus I
= X
X
= x 100%
Rata-rata Siklus I

BAB IV
PEMBAHASA
4.1 Data Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang mengambil setting di MTs NW Lenek 2 Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur.
Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTs NW Lenek 2 Siklus I dan II
No Nama Nilai
Awal Siklus I Siklus II
1 Abdul Hamid 25 85 100
2 Abdussalam 35 55 85
3 Agus Sofyan Anwar 45 70 90
4 Alpandi 25 85 100
5 Asmu’i 10 75 95
6 Baroah 50 50 75
7 Elni Indalika 45 70 100
8 Halimatussa’diyah 35 75 75
9 Hamiduddin 15 90 100
10 Hip Ziah 30 50 85
11 Humaedi 30 50 100
12 Huznul Hasmi 35 50 80
13 Hazaefah 15 75 100
14 Inderayatul Aini 25 75 95
15 Jam’uddin 35 60 100
16 Jannatul Hajri 10 75 95
17 Khaerul Aidayatullah 35 80 100
18 M. Kadri 5 80 100
19 M. Muzanni 15 75 100
20 M. Raodi 15 50 75
21 Maemunah 20 60 85
22 Mahmud Yasin 15 50 95
23 Muhaemin 25 75 100
24 Muhimmah 40 50 95
25 Murtimah 40 65 100
26 Musaropah 25 80 100
27 Masirin 35 55 100
28 Novi Hardiyanti 60 90 90
29 Nur Halimah 20 90 100
30 Nurul Pajriati 40 25 60
31 Rahmatullah 35 50 90
32 Sa’aduddin 20 70 95
33 Saepullah 20 90 100
34 Samsul Hadi 20 65 95
35 Siti Maryani 20 50 100
36 Siti Zohrah 30 50 90
37 Toni Hidayat 30 60 90
38 Sumiati 30 75 100
39 Wahidah 35 50 90
40 Yuli Erniati 30 85 100
41 Abdul Hamid 25 60 100
Jumlah 1150 2720 3925
Nilai rata-rata (R)= 28,04 66,34 95,73
4.1.1 Hasil Observasi
a. Hasil Kinerja Guru Siklus I dan Siklus II
HASIL OBSERVASI KINERJA GURU SIKLUS I DAN SIKLUS II
NO KEGIATAN NILAI
SIKLUS I SIKLUS II
1 2 3 1 2 3
Keterampilan membuka pelajaran
1.1 Menarik perhatian siswa
1.2 Menimbulkan motivasi siswa
1.3 Mengaitkan materi dengan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat
Keterampilan melaksanakan pelajaran
2.1 Mengordinasikan siswa dalam kelas
2.2 Membimbing siswa memahami masalah dalam kelompoknya
2.3 Penilaian kata-kata penekanan yang tepat
2.4 Mengaktifkan siswa dalam keterlibatannya pada tugas kelompoknya.
2.5 Membuat kesimpulan penyelesaian masalah
2.6 Melakukan refleksi pada materi
Keterampilan menutup pelajaran
3.1 Mengevaluasi hasil belajar
PERLEKSI
Ada beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru antara lain :
1. Kemampuan penguasaan kelas kurang baik
2. Guru belum mampu mengordinasi siswa ketika diskusi berlangsung
Ada beberapa kelebihan dalam peroses pembelajaran yang dilakukan oleh guru antara lain :
1. Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama
2. Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu
3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
4. Peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas
Untuk perbaikan selanjutnya persiapan yang dilakukan oleh guru antara lainn :
2. Persiapan diri dan penguasaan materi perlu ditingkatkan
3. Mengarahkan para peserta didik untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
4. Berusaha menarik perhatian peserta didik agar lebih termotivasi dan konsentrasi dalam menerima pelajaran
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK
NO KEGIATAN NILAI
SIKLUS I SIKLUS II
1 2 3 1 2 3
1 Kegiatan Awal
1.1 Kesiapann belajar
1.2 Pembagian kelompok
1.3 Kedisiplinan pada kelompok
Kegiatan inti
2.1 Pembagian Tugas anggota kelompok
2.2 Kerjasama anggota kelompok
2.3 Keaktivan mencari data sesuai dengan tugas masing-masing anggota kelompok
2.4 Keaktivan memberikan pendapat pada diskusi kelompok
2.5 Kemampuan kelompok membuat hasil jawaban tepat waktu
Kegiatan akhir
3.3 Kemampuan mempersenta hasil jawaban
3.4 Keaktivan mendiskusikan kembali kesimpulan yang telah dipersentasikan secara klasikal
JUMLAH 14 25
PERLEKSI
Ada beberapa penyebab kurangnya aktivitas siswa antara lain :
1 Kurang konsentrasi pada pembelajaran yang diterima
2 Kurang mampu dan aktif dalam menjawab pertanyaan maupun bertanya
3 Kurang aktif menanggapi pertanyaan teman
4 Pemakaian bahasa yang kurang baik
5 Kurang disiplin ketika berintraksi sesama peserta didik
4.2. Analisis Data
Setelah proses pembelajaran dengan metode drill selama dua siklus, diperoleh peningkatan prestasi belajar peserta didik sebagai berikut :
1) Peningkatan prestasi belajar
Setelah pembelajaran siklus I
= R Siklus I – R tes awal
= 66,34 – 28,04
= 38,3
Skor
Persentasenya = X 100 %
R hasil tes awal
= x 100 %
= 28 %
Setelah pembelajaran siklus II
= R siklus II – R siklus I
= 84 – 64
= 20
Persentasenya = x 100%
= x 100%
= 31,25%
Total peningkatan hasil belajar peserta didik
= 28 % + 31,25 %
= 59,25 %
2) Peningkatan aktivitas guru
= Skor siklus II – skor siklus I
= 27 – 15
= 12
Persentasenya keterlaksanaan program dalam RPP
= x 100 %
= 80 %
3) Peningkatan aktivitas peserta didik
= Skor siklus II – skor siklus I
= 25 – 14
= 11
Persentasenya keterlaksanaan Program dalam RPP
= x 100 %
= 78,57 %

Tidak ada komentar:

Posting Komentar